Pada artikel sebelumnya tentang
Cara Detox yang Mudah Murah dan Alami telah dikemukakan beberapa enzim yang terlibat dalam proses detoksifikasi. Proses detoksifikasi bisa juga disebut sebagai Metabolisme Xenobiotik dimana Fase I (reaksi transformasi) yang terjadi adalah Hidroksilasi. Fase Hidroksilasi adalah fase yang mengubah Xenobiotik aktif menjadi inaktif, oleh enzim Mono oksidase atau Cytochrome P450. Enzim Cytochrome P450 terdapat banyak di Retikulum Endoplasma. Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H) pada Xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH). Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Cytochrome P450 adalah sbb:
RH + O2 --> R-OH + H2O
Selanjutnya ada Fase konjugasi (fase II) yaitu fase yang mereaksikan Xenobiotik inaktif dengan zat kimia tertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut dalam air, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu maupun urine (fase III). Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah: asam glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu.
Dalam reaksi tersebut tergambar jelas bahwa peran air sebagai mediaterjadinya reaksi detox dan Oksigen sebagai agen detox. Kekurangan
Air dan Oksigen membuat proses detoksifikasi terhambat bahkan terhenti.
Selain itu proses detox bergantung juga pada sejumlah besar faktor-faktor diet (nutrisi). Macronutrien dan micronutrien yang dikonsumsi berpengaruh sekali pada sistem-sistem detoksifikasi di fase I dan fase II. Sebagai contoh, kekurangan protein (defisiensi) akan menurunkan aktivitas enzim metabolisme Cytochrome P450 (CYP) dan diet dengan tinggi protein akan meningkatkan aktivitas enzim-enzim. Hal ini terjadi juga ketika kekurangan vitamin A, B2 dan B3, folat, C, E, dan mineral besi, kalsium, tembaga, seng, magnesium, dan selenium kesemuanya akan menurunkan aktivitas enzim-enzim pada fase I atau memperlambat reaksi transformasi pada obat-obatan tertentu.
Kemudian beberapa reaksi pada fase II memerlukan molekul energi yang disebut ATP. Reaksi-reaksi seperti metilasi, sulfonasi, glucoronidasi, dan reaksi konyugasi glutathione kesemuanya dibuat dengan ATP yang reaksinya dimediasi dan sangat bergantung pada keberadaan Magnesium.
Beberapa komponen nutrisi juga menunjukkan bahwa keberadaannya penting karena akan meningkatkan aktivitas regulator enzim yang bernama Nrf2 dan enzim-enzim lainnya di fase II. Nutrisi penting tersebut antara lain adalah: Resevatrol, Curcumin, Cafeic Acid, Alpha Tocopherol, Apple Polyphenol, Gingko Biloba, Chalcone, Capsaicin, Hydroxityrosol, Allyl Sulfide, Chlorophillin, Xanthohumol, dll. Manfaat nutrisi tersebut adalah kemampuannya secara tidak langsung dalam menstimulasi produksi enzim antiokasidan dan signalling Nrf2 pada proses detoksifikasi fase II.
Komponen lain seperti D-limonene (dari citrus oil) memiliki kemampuan sebagai anti kanker karena bisa menginduksi enzim-enzim fase I dan II; meningkatkan aktivitas total CYP, aktivitas UGT di pembuluh darah, aktivitas GST dan UGT di liver.
Bakteri probiotik juga bisa mengurangi paparan toxin dengan menangkap (trapping) dan metabolizing logam berat (heavy metal) seperti Timbal dan Cadmium sehingga berkontribusi sebagai anticarcinogenic (anti kanker).
Pada fase III, ada beberapa nutrisi penitng diantaranya seperti garlic, cumin, ginger, curry dan daun sawi untuk menstimulasi produksi asam dan bile flow (aliran empedu).
Jelaslah ketika kita melakukan detox, tidak cukup dengan air beroksigen saja, tetapi juga suplemen nutrisi
sangat penting untuk dipenuhi.
MARI HIDUP SEHAT BERSAMA ENERGZE WATER.. !